Powered By Blogger

Senin, 09 Januari 2012

Fungsi Pendidikan Terhadap Perubahan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi per-ubahan yang luas serta dalam semua aspek masyarakat. Bila kemajuan itu memang digunakan demi kesejahteraan manusia, maka teknologi dengan mudah dapat menghasilkan segala sesuatu yang diperlulan oleh setiap orang bagi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan yang cepat dan menyeluruh makin mem-persulit manusia untuk meramalkan atau merencanakan masa depan manusia. Kekuasaan dan kekuatan yang dilahirkan oleh teknologi modern demikian dahsyatnya sehingga bila tidak dikontrol dapat memusnahkan manusia yang menciptakannya.
1
 
Kemajuan teknologi tidak dibarengi oleh kemajuan sosial dalam bidang emosi, moral, sikap kasih terhadap sesama manusia, tidak mengalami kemajuan yang sejajar dengan kemajuan teknologi itu. Selain itu tiap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih kompleks dan lebih sukar untuk diatasi.

B. Batasan Permasalahan

Berangkat dari topik di atas, kami mengangkat beberapa per-masalahan antara lain :
         1.   Bagaimana fungsi pendidikan terhadap perubahan dalam kehidupan manusia
         2.   Bagaimana hubungan perubahan sosial dengan pendidikan















BAB II

PEMBAHASAN

A. Fungsi Pendidikan Terhadap Perubahan

Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau men-transmisi kebudayaan, di antaranya nilai-nilai nenek moyang kepada generasi muda. Dalam fungsi ini sekolah itu konservatif dan berusaha mempertahankan status quo demi kestabilan politik, kesatuan dan persatuan bangsa. Di samping itu sekolah juga turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini sekolah merupakan “Agent of Change” lembaga pengubah. Sekolah mempunyai fungsi transformatif, setidak-tidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan agar bangsa jangan ketinggalan dalam kemampuan dan pengetahuan dibanding dengan bangsa-bangsa lain. Untuk itu, kurikulum harus senantiasa mengalami pembaruan dan perubahan.
Peruvahan dari negara agraria menjadi negara industri modern  memerlukan orientasi baru bagi sekolah kejuruan yang menyediakan tenaga kerja yang sesuai dan juga sekolah-sekolah lain.
Tiap perubahan dapat mempunyai efek sampinf yang negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sebagai polusi, kemiskinan, kejahatan, kemerosotan moral, konflik-konflik sosial, erosi adat istiadat , kebebasan pergaulan dan antar seks, dan sebagainya.
Dalam kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sekolah me-megang peranan penting sebagai “Agent of Change” untuk membawa perubahan-peruvahan sosial, akan tetapi dalam norma-norma sosial, seperti keluarga, agama, filsafat bangsa, sekolah cenderung untuk mempertahankan yang lama dan dengan demikian mencegah terjadinya perubahan yang dapat mengancam keutuhan bangsa.

B. Hubungan Pendidikan dengan Perubahan

Kecepatan perubahan sosial dalam berbagai masyarakat berbeda-beda. Perubahan dalam masyarakat terpencil berjalan lambat, akan tetapi bila dengan terbukanya komunikasi dan transpormasi daerah itu berkenalan dengan dunia modern, maka masyarakat ini akan berkembang dengan lebih cepat.
Ada aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat yang disampai-kan turun temurun dalam bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula adat kebiasaan yang mengalami perubahan, terutama dalam masyarakat modern. Di samping itu terdapat perbedaan  kecepatan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Perubahan mengenai benda-benda material seperti alat-alat, pakaian hasil industri misalnya mobil, radio, TV dan sebagainya sangat cepat orang senantiasa mencari barang yang paling modern dan paling baru. Barang-barang yang “Uit de Mode” yang ke-tinggalan zaman segera ditukar dengan yang baru. Sebaliknya terdapat hambatan dan tantangan yang keras terhadap perubahan dalam agama, adat-istiadat, nilai-nilai, norma-norma, bentuk pemerintahan, filsafat hidup dan sebagainya.
Usaha untuk mencegah perubahan tidak selalu mudah karena sering ada hubungan antara perubahan materil dengan perubahan kultural. Dibukanya jalan raya ke daerah terpencil, terbukanya desa bagi surat kabat, radio, TV dan film membawa perubahan dalam berbagai aspek kebudayaan. Pola hubungan antara manusia seperti pergaulan antar anak dengan orang tua, hubungan antar seks dan sebagainya sering mengalami perubahan yang sukar dielakkan. Demikian pula pendidikan berfungsi di dalam dan terhadap sistem sosial tempat sekolah itu berada.
Ada pun pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru, karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah. Sekolah dapat merekomendasi atau mengubah dan membentuk kembali masyarakat baru. Apakah harapan itu akan terpenuhi dapat dipertanyakan. Pihak yang berkauasa di suatu negara pada umumnya menggunakan sekolah untuk mempertahankan dasar-dasar masyarakat yang ada. Perubahan yang asasi tak akan terjadi tanpa persetujuan pihak yang berkuasa dan masyarakat.
Tadak dapat diharapkan, bahwa guru-gurulah akan mengambil inisiatif untuk mengadakan reformasi, oleh sebab itu guru sendiri  diangkat oleh pihak yang berkuasa dan telah menerima norma-norma yang di-persyaratkan oleh atasannya. Perubahan yang dapat diadakan hanya kecilan-kecilan saja di bawah pimpinan yang berwenang. Sekolah tak dapat melepaskan diri dari masyarakat tempat ia berada, dan kontrol pihak yang berkuasa. Sekolah hanya mengikuti perkembangan masyarakat baru lepas dari proses perubahan sosial yang berlangsung dalam masyarakat itu.
Sistem pendidikan adalah alat yang ampuh mengintrodusir generasi muda agar menciptakan suatu masyarakat menurut keinginan mereka yang mengontrolnya. Perubahan kekuasaan dalam suatu negara misalnya oleh golongan yang menganut ideologi lain akan memanfaatkan sekolah sebagai alat untuk membangun masyarakat baru menurut ideologi mereka. Untuk itu mereka selanjutnya harus cukup lama memegang kekuasaan untuk mengindoktrinasi rakyat seluruhnya secara tuntas.
Dalam dunia yang dimana tak dapat tidak setiap masyarakat akan mengalami perubahan, tidak turut berubah dan mengikuti pertukaran zaman akan membahayakan eksistensi masyarakat itu. Tiap pemerintahan akan mengadakan perubahan yang diinginkan demi kesejahteraan rakyatnya dan keselamatan bangsa dan negaranya. Dalam pada itu diusahakan adanya keseimbangan antara dinamika dengan stabilitas perubahan-perubahan itu antara lain tercermin dalam perubahan dan pembaruan kurikulum dan sistem pendidikan. Peralihan dari zaman kolonial ke zaman kemerdekaan memerlukan  berbagai perubahan kurikulum sampai sesuai dengan falsafah bangsa kita.

C. Kontrol Eksternal dalam Pendidikan

Tak ada lembaga pendidikan yang bebas dari kontrol eksternal, baik sekolah yang didiriokan oleh pemerintah maupun swasta.
1. Sumber Kontrol
Kontrol langsung di sekolah bersumber pada kepala sekolah dan guru. Merekalah yang menentukan kelakuan yang bagaimana yang diharapkan dari murid-murid. Bila anak-anak melakukan pelanggaran guru  dapat menggunakan otoritas untuk menindak murid itu. Dalam hal guru menhadapi situasi yang tidak jelas dituangkan dalam bentuk peraturan, ia harus berunding dengan kepala sekolah. Kepala sekolah dapat mentransferkan kekuasaannya kepada bawahannya. Di sekolah kepala sekolah mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari pada guru akan tetapi ia juga mempunyai tanggung jawab yang lebihbesaratas segala sesuatu yang terjadi di sekolah.
2. Tujuan Kontrol
Tujuan kontrol bermacam-macam, pada satu pihak diinginkan perubahan, pembangunan perluasan mobilitas sosial. Di lain pihak ada usaha untuk mkempertahankan status guru dan melestarikan norma-norma budaya yang ada. Ada kemungkinan golongan tertentu, sering golongan atas yang menginginkan perbaikan pendidikan tinggi, sedangkan golongan rendah menginginkan perluasan pendidikan kejuruan bagi anaknya agar cepat mencari nafkahnya sendiri. Ada pula kemungkinan golongan agama akan berusaha memasukkan atau memperluas pendidikan agama.
Mereka yang merasa prihatin atas kemerosotan moral generasi muda karena pengaruh narkoba, film seks dan kriminal menginginkan diperkuatnya pendidikan moral atau pendidikan agama di sekolah.
3. Alat Kontrol
Alat kontrol yang digunakan antara lain : berupa syarat pemilihan dan pengangkatan guru, serta peraturan – peraturan kepegawaian. Alat lain yang maupun adalah kurikulum sekolah sebagai usaha untuk membentuk manusia sesuai dengan falsafat serta cita-cita bangsa dan negara. Dalam kurikulum ditentukan apa yang diajarkan, bidang studi apa yang diberikan dan disamping itu ditentukan pula buku pelajaran apa yang telah digunakan. Mengontrol kurikulum serta buku pelajaran merupakan alat yang ampuh   untuk mengontrol pendidikan.
Kontrol eksternal itu biasanya diterima dan disetujui oleh guru dan diinternalisasikan dalam sikap mereka lalu menjadi norma yang dijadikan pegangan dalam kelakuan dan tindakan mereka sebagai pengajar.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian tersebut di atas dapatlah diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
 -   Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan, meneruskan atau menstransmisi kebudayaan
 -   Hubungan pendidikan dengan perubahan punya keterkaitan karena dengan adanya perubahan dalam pendidikan itu berarti bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan mengalami peningkatan. Akan tetapi tidak selamanya perubahan itu akan diterima begitu saja.
 -   Lembaga pendidikan tidak akan bebas dari kontrol eksternal termasuk : sumber kontrol, tujuan dan alat kontrol.
B. Saran-Saran
Dalam makalah ini kami sarankan bahwa didalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tentu akan mengalami perubahan di segala bidang, baik secara cepat ataupun lambat. Kita perlu mengantisipasi perubahan-perubahan yang bagaimana harus diterima atau yang ditolak.


DAFTAR PUSTAKA

- Nasution. 1999. Sosiologi Pendidikan. Penerbit : Bumi Aksara, Jakarta
- Prasetya. 2000. Filsafat Pendidikan. Penerbit : CV. Pustaka Setia Bandung
- Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
- Syani, Abdul. 1994. Sosiologi Skematika, Teori dan Tearapan. Penerbit: Bumi Aksara. Jakarta.
- Wahyu, MS. 1986. Wawasan Ilmu Sosial Dasar, Penerbit: Usaha Nasional, Surabaya.











KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah swt., karena berkat Rahmat dan Inayahnya sehingga makalah ini kami dapat selesaikan.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi syarat tugas dan kewajiban sebagai mahasiswa, guna menyelesaikan Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan” dan makalah ini berjudul “PENDIDIKAN SEBAGAI DAYA PENGUBAH”
Dan kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu serta rekan-rekan yang turut memberikan sumbangsinya dalam penyelesaian makalah ini kami ucapkan banyak terima kasih yang sebanyak-bayaknya, dan kepada yang membaca makalah ini, penulis dengan hati yang lapang dan terbuka atas kritikan dan sarannya yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.

                                                   


                                     


 
 

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….           i
DAFTAR   ……………………………………………………………………          ii
BAB I      PENDAHULUAN ………………………………………………..          1
                 A. Latar Belakang Masalah  ……………………………………….          1
                 B. Batasan Permasalahan ………………………………………….          2
BAB II    PEMBAHASAN ………………………………………………….          3
                 A. Fungsi Pendidikan Terhadap Perubahan ………………………          3
                 B. Hubungan Pendidikan dengan Perubahan ……………………..          4
                 C. Kontrol Eksternal dalam Pendidikan ………………………….          7
BAB III   PENUTUP  ………………………………………………………..          9
                 A. Kesimpulan  ……………………………………………………          9
                 B. Saran-saran  …………………………………………………….          9
ii
 
DAFTAR PUSTAKA  ……………………………………………………….        10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar