Powered By Blogger

Sabtu, 07 Januari 2012

TEORI KEPERIBADIAN ERICH FROMM


TEORI – TEORI SOSIAL
DOSEN : Dr. Arlin Adam, Skom,M.Kes







NAMA : ABDUL LATIF
NPM : 11B02019





PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NENGERI MAKASSAR (UNM)
2011

TEORI KEPERIBADIAN ERICH FROMM
a.     Asumsi teori keperibadian erich fromm
Secara singkat, teori keperibadian yang digagas fromm sebagai berikut.
1.      Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia merasa semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadan yang negatif di mana manusia-manusia melarikan diri (fromm, 1941)
2.      Manusia selalau berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksi dasar ada padanya. Maksudnya bahwa seorang pribadi merupakan bagian, sekaligus terpisah dari alam; merupakan binatang, dan sekaligus manusia. Sebagai binatang, ia memeiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipuskan, sebagai manusia memiliki pengelaman khas meliputi perasan lemah lembut, cinta, perasan kasihan, perhatian, tanggung jawab, identitas, integrasi, transendensi, kebebasan, nilai-nilai, serta norma-norma (fromm,1941)
3.      Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi bahwa: “pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan analisis tentang kebutuhan manusia yang berasal dari kondisi-kondisi ekstensinya (fromm, 1955). Kebutuhan tersebut mencakup:
a.       Kebutuhan akan keterhubungan
b.      Kebutuhan akan transendensi
c.       Kebutuhan akan keterberakaran
d.      Kebutuhan akan identitas
e.       Kebutuhan akan kerangka orientasi
4.      Keperibadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.
5.      Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe karakter nekrofilis dan biofilus. Nekrofilus adalah orang yang tertarik pada kematian, sedangkan biofilus adalah orang yang mencintai kehidupan. Selain itu, hidup adalah satu-sataunya pontensialitas primer, sedangkan kematian adalah sekunder dan hanya muncul bila daya-daya hidup dikecewakan.
6.      Sekarang ini liama tipe masyarakat sudah demikian menggejala, berbeda dengan masa-masa sebelumnya, sepert reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran, dan produktif.
7.      Ia yakin dengan proposisi-proposisi sebagai berikut: manusia memeiliki kodrat esensial bahwa; masyarakat diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kodrat esensial ini; tidak satu pun bentuk masyarakat yang pernah diciptakan berhasil memenuhi kebutuhan dasar eksistensi manusia; adalah munkin menciptakan masyarakat itu.
8.      Masyarakt yang didambakan adalah sosialisme komunitarian humanistik.

b.      Pandangan Terhadap Manusia.
Dalam pemikiran Fromm, manusia bukanlah sehelai kertas kosong tempat kultur dapat menuliskan teks di atasnya. Seandainya manusia dapat mengadaptasikan dirinya kepada semua kondisi tanpa bertarung dengan segala sesuatu yang menentang sifat dasarnya, maka manusia menurut Fromm tidak akan memiliki sejarah. Evolusi manusia mengakar pada adabtabilitas dan dalam kualitas sifat dasar manusia yang tidak dapat dihancurkan yang mendorongnya untuk tidak pernah berhenti mencapai kondisi yang lebih baik yang disesuaikan dengan berbagai kebutuhan intrinsik yang melekat dalam dirinya.
 Manusia membangun tatanan sosial, berbagai kebiasaan dan ide-ide yang membantu melihat apa saja yang perlu dilakukan bagi kehidupannya dan kehidupan bersama. Hampir menjadi ciri kehidupan manusia bahwa ia menciptakan dunia artifisial yang membalut dunia alamiah tempatnya hidup. Namun manusia akan mencapai pemenuhan diri kalau ia memahami fakta dasar eksistensinya. Dalam perspektif Fromm, upaya untuk memenuhi kebutuhan diri itulah yang justru dewasa ini mengantarkan manusia teralienasi dari dirinya sendiri, struktur sosial-budaya yang diciptakan manusia mengarah ke suatu bencana, dunia manusia berada dalam situasi kritis.
 Kebanggaan manusia melalui kekuatan akalnya telah membangun dunia materi menjadi sebuah realitas yang dapat mengakhiri mimpi dan pandangan utopia masa lalu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ras manusia menyadari bahwa ide penaklukan alam demi nasib manusia menjadi suatu yang riil dialami manusia zaman ini. Fromm memiliki asumsi bahwa krisis yang muncul dikarenakan zaman ini telah menemukan ‘pengganti’ Tuhan, yaitu perhitungan yang impersonal. Dengan tehnik yang diciptakan, manusia menjadi ‘maha bisa’, pengetahuan yang dimiliki manusia membuatnya menjadi ‘maha tahu’. Manusia menurut Fromm sedang menempuh jalan menjadi ‘Dewa-Dewa’ yang ‘Maha Kuasa’ yang dapat menciptakan ‘dunia kedua’ dengan memanfaatkan dunia alami.  Konsep baru mengenai yang sakral dan pertanyaan yang tidak terjawab telah dapat dipuaskan oleh mesin yang diciptakan. Dengan teknik yang dikembangkan manusia seolah telah dapat menjawab keputusan untuk hari depannya.
            Masalah yang kemudian menjadi hal penting yang mewarnai pemikiran Fromm adalah, kalau manusia mampu mengadaptasikan dirinya kepada hampir semua pola kultural yang ada, dia mampu mengembangkan gangguan mental dan emosionalnya untuk kemudian mendorong merubah pertentangan itu guna disesuaikan dengan sifat dasar eksistensinya, mengapa dewasa ini pola kultural yang diciptakan masyarakat modern terlihat bertentangan dengan sifat dasar manusia, bahkan budaya yang diciptakan manusia terlihat mengancam eksistensi manusia sendiri?. Untuk menjawab pertanyaan ini, di samping melakukan kritik yang tajam kepada patologi modernitas, analisis Fromm sebagai seorang filsuf budaya sekaligus pakar psikoanalisa berpangkal dari pemikiran yang mendalam tentang kodrat manusia dan konsep karakter.
Menanggapi realitas masyarakat yang sedang mengalami krisis, terapi yang ditawarkan Fromm berpangkal dari pandangan psikoanalisisnya, mencakup suatu teori umum tentang kepribadian manusia yang mempostulasikan kebutuhan dasar tertentu, baik kebutuhan biologis (makan, minum, sex), psikologis (pemuasan, ketentraman), maupun sosiologis (hidup bersama, kerangka orientasi) yang berlaku bagi seluruh umat manusia. Manakala suatu masyarakat dengan budaya yang dikembangkan menghindar dari atau gagal memuaskan kebutuhan dasar para warganya, akan muncul tanggapan manusiawi tertentu. Jika kekecewaan atau kekurangpuasan itu cukup parah, tanggapan tersebut mungkin mengambil bentuk sebagai gerakan khusus ke arah rekonstruksi budaya yang bersangkutan. Tujuan rekonstruksi itu adalah agar budaya lebih serasi dengan kebutuhan dasar para partisipannya.
Menurut Fromm, manusia memang menjadi bagian dari alam, tunduk kepada hukum-hukum alam fisik dan tidak mampu mengubahnya, akan tetapi ia mengatasi hal lain dari alam. Ia dapat mengambil jarak sekaligus menjadi bagian dari alam. Manusia menjadi ‘tunawisma’, namun tetap terikat pada rumah yang dia diami bersama semua makhluk. Kesadaran akan jati diri, akal budi dan imajinasi mengacaukan ‘harmoni’ yang menjadi ciri khas eksistensi binatang. Dengan kemunculannya, manusia masuk ke dalam suatu anomali (penyimpangan), ke dalam suatu keajaiban universal.
  Lebih lanjut Fromm menjelaskan bahwa problem eksistensi manusia adalah unik dalam keseluruhan alam. Manusia sudah mengambil jarak dengan alam, sekaligus masih berada di dalam alam. Manusia sebagian bersifat ke-Tuhanan, sebagian lagi hewani, sebagian terbatas, dan sebagian tidak terbatas. Keharusan untuk menemukan jalan keluar bagi masalah-masalah yang selalu baru atas kontradiksi-kontradiksi eksistensinya menemukan bentuk-bentuk baru yang selalu mengatasi alam, sesama, dan dirinya sendiri merupakan sumber semua kekuatan psikis yang menggerakkan manusia, sumber segala nafsu, perasaan atau juga kegelisahannya.
 Dalam pandangan Fromm manusia adalah sebuah unit kesatuan; perasaan, pemikiran, dan praktek hidupnya saling berhubungan. Ia tidak dapat bebas di dalam pikirannya kalau ia tidak bebas secara emosional, ia tidak bebas secara emosional kalau ia tidak bebas dalam praktek hidup, dalam hubungan sosio-ekonomi. Seseorang menurut Fromm tidak membutuhkan cita-cita baru atau tujuan rohani baru guna mewujudkan masyarakat baru, karena di dalam tiap-tiap kebudayaan pandangan yang sama akan diketemukan, cita-cita yang sama diajarkan. Seseorang akan dengan mudah mengenal dan mewarisi cita-cita tersebut. Seseorang sudah mewarisi tradisi humanistik, ia tidak butuh lagi suatu pengetahuan baru untuk menghayatinya, tetapi yang cukup sulit adalah bagaimana seseorang secara serius melaksanakan apa yang diyakini. Revolusi hati manusia tidak menuntut kebijakan baru, tetapi suatu keseriusan dan dedikasi.
Manusia memahami dunia itu secara mental dan emosional, dan melalui cinta dan akal. Kekuatan akal memberi kemampuan untuk menembus melalui permukaan dan menggapai esensi objeknya dengan masuk ke dalam keterkaitan aktif dengannya. Kekuatan cinta memberi kemampuan manusia untuk mendobrak dinding yang memisahkan dirinya dari orang lain serta untuk memahaminya. Meskipun cinta dan akal hanya merupakan dua bentuk yang berbeda guna memahami dunia, dan meskipun salah satu dari keduanya tidak mungkin tanpa yang lain, tetapi cinta dan akal adalah ekspresi dari kekuatan yang berbeda, ekspresi emosi (batin) dan ekspresi pikiran yang dengan demikian harus didiskusikan secara terpisah.

            Konsep cinta produktif Fromm sangat berbeda dari apa yang seringkali disebut cinta. Cinta yang digunakan untuk menunjukkan hampir setiap jenis perasaan kebencian dan kemuakan, dan terdiri dari banyak hal, dari cinta pada Es Krim, sampai cinta pada sebuah simponi, dari simpati sejuk sampai perasaan kedekatan yang paling kontinu. Orang merasakan mereka mencintai jika mereka telah ‘jatuh’ pada seseorang. Bagi Fromm, cinta sejati mengakar dalam keproduktifan, dan lebih tepat disebut dengan ‘cinta produktif’. Elemen penting dari cinta ini adalah perlindungan, tanggungjawab, penghormatan dan pengetahuan.
                                    Cinta produktif bukan mengarah pada orientasi to have melainkan to be, mengalihkan orientasi dari to have menuju to be ini,  manusia harus mengkaitkan dirinya dengan dunianya secara artistik, tidak hanya filosofis dan ilmiah saja. Jika kebudayaan tidak memungkinkan realisasi yang demikian, maka seseorang di dalam kebudayaan itu tidak akan mampu berkembang mengatasi orientasi menerima dan orientasi pasar.
Dimana kebutuhan dasar manusia menurut eric fromm
1.        Kebutuhan akan berhubungan kebutuhan ini adalah sepesifik aktif dan produktif mencintai orang lain.
2.        Kebutuhaan teradis mengulangi alam menjadi mahlik yang kreatif  kebutuhan akan kemantapan ingin memiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya bisa beradaptasi didunia.
3.        Kebutuhan akan identitas berusaha memiliki rasa indentitas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas didunia.
4.      Kebutuhan akan kerangka oreantasi untuk menciptakan rasa yang terlepas dari dunia. Hal kebutuhan tersebut adalaha sifat alamiah dari manusia menurut fromm ini berubah saat evaluasi namun manivistasi dari kebutuhan ini adalah akan memunculkan potensi-potensi batiniah ditentukan oleh aturan-aturan sosial dimana dan keperibadian seseorang berkembang menurut kesempatan-kesempatan  yang diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.



c.       Pandangan terhadap masyarakat

Dalam pandangan Fromm, kebahagiaan adalah suatu aktivitas batin dan merupakan pengalaman dari bertambahnya daya hidup karena hubungan produktif dengan dunianya serta dengan dirinya sendiri. Kebahagiaan tidak dapat ditemukan dalam batin yang pasif dan di dalam sifat konsumerisme  dalam kehidupan manusia yang teralienasi. Kebutuhan eksistensial manusia dapat dipenuhi dengan jalan menjadi produktif, karena tujuan hidup yang sebenarnya adalah menghayati hidup menjadi sepenuhnya sebagai manusia. Jika abad modern disebut sebagai abad kecemasan, ini adalah akibat kurangnya rasa ‘jati diri’, karena ‘saya adalah seperti apa yang anda harapkan’.
Masyarakat yang sehat akan tercapai hanya dengan perubahan-perubahan simultan dalam semua segi budaya manusia, baik bidang industri dan organisasi politik, spiritual, orientasi filosofis dan yang terpenting adalah berawal pada perubahan struktur karakter manusia dan masyarakat. Konsentrasi pada satu aspek saja dengan mengabaikan aspek lain, akan merusak semua perubahan yang diinginkan. Gerakan-gerakan pembaharuan yang pernah dilakukan selama ini menurut Fromm hanya menekankan satu sektor kehidupan dan mengabaikan sektor lain, sehingga mengakibatkan kegagalan. Pembaharuan Kristen mengajarkan nilai-nilai spiritual, namun menolak perubahan-perubahan dalam tatanan sosial. Abad pencerahan mengandaikan akal budi sebagai norma tertinggi yang bebas, kesamaan politis, tetapi ia melupakan aspek fundamental tatanan sosio-ekonomis. Marxisme menekankan perlunya perubahan sosio ekonomi, tetapi tidak mempedulikan perubahan batin

d.      Bagaimana aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Supaya dapat mengaplikasikan teori ini maka dalam hal ini perlu memperhatikan konsep dasarnya, supaya apa yang akan kita terapkan sesuai dengan teori tersebut. Aadapun beberapa hal yang dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan teori ini adalah sebagai erikut:
Pertama, Sebagai binatang, ia memeiliki kebutuhan fisiologis yang harus dipuskan, sebagai manusia memiliki pengelaman khas meliputi perasan lemah lembut, cinta, perasan kasihan, perhatian, tanggung jawab, identitas, integrasi, transendensi, kebebasan, nilai-nilai, serta norma-norma. Maka dengan dmikian supaya terjadi keselarasan di dakamnya supaya tidak terjadi kontradiksi yang menyebabkan ketidak selarasan antara beberapa aspek di atas.
Kedua, Karena kita tahu bahwa dalam diri manusia tersimpan potensi yang bukan seperti kertas kosong maka dalam kehidupan sehari-hari adanya potensi dalam diri Hrus terus di kembangkan dalam hal yang positif.
Ketiga, pada dasarnya mnusia tunduk pada alam dan ingin supaya kebutuhannya terpenuhi dengan baik, dalam kehidupan juga terjadi seperti itu. Dimana setiap manusia menginginkan untuk dapat memenuhi kehidupannya dengan jalan yang baik.
Keempat, dalam hal pemuasan kejiwaan atas dasar teknologi sulit di rasakan, maka dalam hal ini untuk kesehatan jiwa bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari membutuhkan kesegaran jiwa yang bisa tercapai melalui agama, kerekatan sosial masyarakat. Karena manusia bukan barang mekanik yang bukan hanya memenuhi kbutuhan biologis semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar